Senin, 22 Juni 2020

Tentang SAGUSABLOG





SAGUSABLOG adalah Satu Guru Satu Blog.SAGUSABLOG ini workshop online yang diselenggarakan oleh IGI secara online penuh melalui aplikasi TELEGRAM. Lebih jelas lagi kita lihat dan baca uraian dari Master SAGUSABLOG IGI : Mr Mung SAGUSABLOG.

Mungkin beberapa dari bapak/ ibu masih bingung dan merasa asing dengan model pembelajaran online yang sudah seperti membudaya di IGI ini, perlu bapak/ ibu pahami, bahwa model pembelajaran online melalui group seperti ini tentu tidak ada yang pidato dan menuntun satu persatu peserta, karena jelas tidak mungkin dilakukan disamping jumlah peserta sangat banyak juga waktu pembelajaran yang memang dibuat 24 jam, siapa yang sempat mengerjakan pada jam berapapun dipersilahkan.

Tentang Ikatan Guru Indonesia

Ikatan Guru Indonesia (IGI) adalah organisai guru yang diinisiasi sejak tahun 2000 dengan nama Klub Guru Indonesia dibawah kepemimpinan Ahmad Rizali Dan secara resmi berbadan hukum pada tanggal 26 November 2009 dan disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM dengan Surat Keputusan Nomor AHU-125.AH.01.06 Tahun 2009 dengan Ketua Umum Satrian Dharma dan Sekjen Muhammad Ihsan dari Jatim serta Indra Djati Sidi dari Jabar sebagai Ketua Dewan Pembina.

Kepengurusan baru 2016-2021 juga telah terdaftar di kementerian hukum dan ham dengan surat keputusan nomor AHU-0000308.A.H.01.08.Tahun 2016 dengan Ketua Umum Muhammad Ramli Rahim dari Sulsel dan Sekjen Mampuono dari Jawa TengahIGI lahir dari keprihatinan akan rendahnya kompetensi guru Indonesia, pemerintah dalam kajian berbagai pihak dianggap belum sukses mengangkat kompetensi guru, sementara organisasi guru yang ada saat itu tak berbuat apapaun dalam rangka peningkatan kompetensi guru.

Jumat, 19 Juni 2020

Buku siswa kelas VIII

Pada postingan berikut dilampirkan buku siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti yang telah direvisi beberapakali. Semoga dengan adanya file buku pegangan siswa ini para guru dan siswa atau pun para pendidik lainnya akan terbantukan untuk memajukan kualitas pendidikan di negara indonesia khususnya pendidikan agama Buddha dan Budi Pekerti.
Berikut buku siswa kelas VIII . Untuk download klik disini

Buku siswa kelas VII

Berikut adalah buku siswa kelas VII untuk download klik disini

RPP 1 lembar PAB kelas 9 semester 2

Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menurut Ahli Beserta Prinsipnya

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) merupakan pegangan seorang guru dalam menajar di dalam kelas. RPP dibuat oleh seorang guru untuk membantu dalam mengajar supaya selesai dengan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi pada hari itu.

Hakikat RPP Menurut Ahli

Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan ataupun lebih. RPP brekembang dari silabus untuk lebih mengarahkan kegiatan pembelajaran sperta didik untuk mencapai Kompetensi Dasar.

RPP 1 lembar PAB kelas 8 semester 2

Berikut ini adalah contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1 lembar mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha kelas VIII semester 2, semoga bermanfaat. Untuk download klik disini

RPP 1 lembar PAB kelas 7 semester 2

Berikut ini adalah contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1 lembar mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha kelas VII semester 2, semoga bermanfaat. Untuk download klik disini

Silabus


Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Kunandar, 2011: 244). 
Sedangkan silabus menurut Yulaelawati adalah seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis, memuat tentang komponen-komponen yang saling berkaitan dalam mencapai penguasaan kompetensi dasar.

Senin, 15 Juni 2020

Lagu Buddhis Jawa

Seni dan Budaya adalah salah satu instrumen perkembangan agama Buddha di dunia. Instrumen seni dan budaya Buddhis di kelompok etnik yang berbeda, akan berbeda pula tipe dan cara mereka memaknainya. Budaya Buddhis merupakan gambaran Buddhisme yang berkembang di daerah, dan seni yang sesuai dengan budaya setempat. Budaya Buddhis dan seni tidak dapat terpisahkan. Seni dan budaya Buddhis adalah suatu metode untuk memudahkan ajaran Buddha yang dikaitkan dengan budaya lokal. Di jaman modern perkembangan agama Buddha terhambat karena cara pandang umat terlanjur pada dunia modern. Seni dan budaya dapat menjadi inspirasi bagi umat Buddha. Dengan demikian mari dengan jernih kita lihat seni dan budaya Buddhis. Berikut salah satu bentuk kensenian buddhis.


Makna Persembahan di Altar




Apabila kita mencermati altar Buddha Gotama yang terdapat di Ârâma, Vihâra, Cetiya ataupun di rumah-rumah umat Buddha (yang berpedoman pada Kitab Suci Tipitaka, maka akan ditemui benda-benda yang terdapat di atas altar tersebut adalah Buddharûpam (atau Arahattarûpam) tidak wajib ada dan Âmisa-pûjâ (benda-benda persembahan). Benda-benda persembahan yang terdapat dalam altar di antaranya : air, dupa/gaharu atau hio, pelita/ lampu/lilin, dan bunga, sedangkan makanan serta buah-buahan merupakan benda persembahan yang tidak wajib.
Buddharûpam / Arca Buddha (atau Arahattarûpam) bukanlah sebagai objek pemujaan yang kepada-Nya kita memohon dan meminta sesuatu (apakah supaya menjadi kaya, banyak rezeki, usaha lancar, penyakit dapat disembuhkan, menginginkan anak sesuai dengan apa yang diharapkan maupun berjodoh) atau pun sebagai sasaran untuk mengadu segala keluh kesah yang dihadapi oleh manusia atau sebagai tempat untuk meminta ampun atas segala kesalahan yang telah dilakukan atau pun meminta bantuan/pertolongan.Namun dapat dijadikan sebagai tempat menyatakan tekad atau ber-aditthana untuk menjadi upâsaka atau upâsikâ, sâmanera, bhikkhu, dan untuk berbuat baik. Buddharûpam merupakan simbol dari bukti nyata bahwa ada seorang manusia yang telah mencapai Penerangan Sempurna yang telah membabarkan Dhamma yang mulia, yang indah pada awalnya, yang indah pada pertengahannya, dan indah pula pada pengakhirannya (Yo Dhammam desesi âdikalyânam majjhekalyânam pariyosânakalyânam). Beliau adalah Guru Agung umat manusia yang memiliki kebijaksanaan agung (Mahâ Paññâ), kesucian yang luhur (Mahâ Parisuddhi), dan welas asih yang universal (Mahâ Karunâ) yang telah dikembangkan dan diwujudkan dalam kehidupan-Nya. Hal tersebut dilakukan selama 45 tahun setelah Beliau mencapai Penerangan Sempurna; Nibbâna melalui pembabaran Dhamma yang dilakukan-Nya terus-menerus dengan jadwal sehari-hari yang sangat padat. Bahkan Beliau hanya tidur satu jam setiap harinya. Perjuangan dan pengorbanan Beliau-lah yang membuat manusia menjadikan sosok Buddha sebagai kiblat atau sebagai fokus yang diletakkan di atas altar. Buddharûpam sesungguhnya bukanlah objek yang wajib, karena tanpa Buddharûpam umat Buddha dapat melakukan aktivitas Dhamma di dalam kehidupan sehari-hari detik per detik. Praktik Dhamma adalah yang utama. Buddha sendiri menyarankan agar Bhikkhu Ânanda menasihati Upâsaka Anathapindika melakukan penghormatan kepada Bodhirukkha / pohon Bodhi ketika Beliau tidak berada di tempat. Hal ini disampaikan oleh Buddha berkaitan dengan pertanyaan yang disampaikan oleh Upâsaka Anathapindika kepada Bhikkhu Ânanda mengenai penghormatan yang seharusnya dilakukan apabila Buddha Gotama tidak berada di Jetavanârâma. Dengan demikian merupakan pernyataan yang salah (kalau boleh dikatakan orang yang menyatakan tersebut tidak mengerti Dhamma dengan benar dan jelas) apabila dinyatakan bahwa umat Buddha menyembah BERHALA. Karena umat Buddha yang benar adalah umat Buddha yang melakukan pujabhatti dengan menguncar ulang apa yang telah disampaikan oleh Buddha. Seyogianya umat tidak melakukan permohonan atau pun permintaan apa-apa. Sesungguhnya Buddharûpam digunakan sebagai :

1. Lambang penghormatan sebagai tanda terima kasih dan anumodâna atas segala upaya Beliau mencapai Penerangan Sempurna sehingga sampai hari ini banyak umat yang tertolong dan terbantu dengan Dhamma yang telah Beliau uraikan.

2. Sarana atau alat/objek untuk bermeditasi karena keagungan, kemuliaan, dan cinta kasih yang universal yang Beliau pancarkan. Dengan melihat rûpam-Nya saja (apabila dalam pembuatannya sesuai dengan Dhamma dan Vinaya), kita telah dapat merasakan kebahagiaan, kedamaian, dan ketentraman serta segan atas dedikasi dan wibawa, juga kharima Beliau. Hal ini-lah yang dijadihan perenungan dari Buddharûpam. Bukan karena sebagai sosok manusia, maka kita memohon-mohon layaknya para pengemis jalanan mengemis makanan atau uang sebagai tanda berbelas kasihan. Secara Dhamma, umat tidak dapat meminta dan memohon sesuai dengan apa yang dikehendaki dan diingini, karena tanpa menciptakan sebab maka tidak akan ada akibat yang diterima.

3. Visi kedepan umat Buddha. Buddha adalah gelar kesucian yang diberikan kepada Pertapa Gotama (adalah Pangeran Siddhattha Gotama anak dari Raja Sudodhana dan Ratu Mahâ Maya yang memerintah Kerajaan Kapilavatthu) karena Beliau telah mencapai Penerangan Sempurna di bawah Pohon Bodhi. Tujuan Pangeran Siddhattha Gotama meninggalkan istana yang megah dan penuh dengan kebahagiaan duniawi adalah untuk membebaskan diri dari dukkha karena mengalami kelahiran, kelapukan, dan kematian. Jadi dengan melihat Buddharûpam, maka dalam diri kita timbul pemahaman bahwa suatu saat nanti saya sebagai murid/siswa Beliau akan mencapai Nibbâna. Inilah sebenarnya tujuan akhir dari setiap umat Buddha. Sementara tujuan jangka pendeknya adalah hidup berbahagia di dunia ini, dan tujuan jangka menengahnya adalah meninggal dunia akan terlahir di alam Surga yang penuh dengan kebahagiaan.